Langkah Awal di SMP Bina Desa


Namaku Diki Eka Santoso, seorang remaja berusia 15 tahun yang kini duduk di bangku kelas IX A di SMP Bina Desa, sebuah sekolah yang terletak di Tulang Bawang Tengah. Setiap hari, aku harus menempuh jarak sekitar dua kilometer untuk sampai ke sekolah, yang biasanya memakan waktu delapan menit dari rumahku. Sekolah ini memiliki fasilitas yang cukup baik, seperti perpustakaan, laboratorium komputer, dan ruang IPA, serta lahan parkir untuk kendaraan. Namun, jalanan yang menghubungkan sekolah dengan jalan raya selalu menjadi tantangan. Saat musim kemarau, debu beterbangan, sedangkan saat hujan, jalanan berubah menjadi berlumpur dan licin.


Aku mendaftar di SMP Bina Desa pada tahun 2022, saat itu usiaku masih 13 tahun. Hari itu, aku dan orangtuaku menaiki sepeda motor menuju sekolah baru ini, setelah menyelesaikan pendidikan di SDN 8 Tulang Bawang Tengah. Dengan seragam merah putih yang kukenakan dan tas berisi dokumen pendaftaran, hatiku berdebar-debar. Sesampainya di sekolah, suasana masih sepi, hanya ada beberapa pendaftar lain yang baru tiba. Kami dipersilahkan memasuki lingkungan sekolah.


Dengan langkah hati-hati, aku menuju ruang pendaftaran yang terletak di samping ruang tata usaha. Saat itu, rasa gugup menyelimuti pikiranku. Bagaimana jika aku tidak diterima? Di ruang pendaftaran, kursi-kursi telah tersusun rapi untuk para calon siswa. Aku mengambil nomor antrean, dan ternyata aku mendapatkan nomor dua. Kini, tinggal menunggu giliran. Saat namaku dipanggil, aku mengikuti tes membaca dan menulis. Setelah mengisi formulir pendaftaran dan melakukan tes tersebut, kami diberitahu bahwa akan ada tes tertulis yang mencakup Matematika, Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dengan informasi ini, kami diperbolehkan pulang dan diminta untuk kembali pada hari tes.


Hari tes tertulis pun tiba. Sesampainya di ruang tes, aku langsung mencari bangku dan menyiapkan alat tulis. Soal-soal yang diberikan cukup menantang, terutama untuk Matematika. Namun, syukurlah, soal Bahasa Indonesia dan IPA terasa lebih mudah. Setelah tes selesai, kami diberitahukan untuk hadir di hari pengumuman.


Hari yang kutunggu-tunggu pun tiba, aku bergegas menuju papan pengumuman di tengah lapangan. Dengan teliti, aku mencari namaku. Jika namaku ada di sana, berarti aku diterima; jika tidak, itu artinya aku harus mencari sekolah lain. Setelah beberapa saat mencari, akhirnya namaku muncul. Ternyata, aku diterima dengan peringkat kelima dari sekitar 100 pendaftar. Dan bulan depan aku mulai belajar di sekolah ini sampai tiga tahun kedepan.


Perasaan lega dan bahagia menyelimuti hatiku. Setelah melewati berbagai tes yang menegangkan, aku bersyukur bisa diterima di SMP Bina Desa. Semua ini berkat doa kedua orang tuaku dan ridha Allah yang mengizinkan segala hal terjadi. Kini, aku siap memulai babak baru dalam perjalanan pendidikanku. 


Tulang Bawang Tengah

Mei - Juni 2022

(Diki Eka Santoso) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar